My life melody

My life melody

Sunday, May 22, 2011

A Big Gift From God

Impossible but It’s Real

Banyak orang yang tidak percaya dengan mujizat. Banyak orang yang mengatakan bahwa segala sesuatu itu direkayasa dan dapat dinalar. Tidak ada mujizat yang tidak dibuat. Segala sesuatu dinalar supaya terlihat nyata. Tapi, aku tetap pada pendirianku untuk bilang bahwa aku percaya mujizat, terutama dari Tuhan.

Apa yang membuatku menuliskan ini padamu? Ini dia sepenggal kisah di balik mujizat – mujizat yang pernah aku rasakan dan ingin kubagikan padamu. Mungkin kau tak percaya, tapi aku mengalaminya.

Bulan Februari 2011, sekitar tanggal 20-an aku menuliskan isi otakku saat itu menjadi sebuah artikel. Artikel sederhana mengenai opiniku tentang Stereotip Dunia Profesional. Berbekal riset mini yang pernah kulakukan dengan beberapa sumber yang masih ada di laptopku, aku merangkainya menjadi sebuah artikel. Iseng – iseng kukirim artikelku ke sebuah surat kabar regional yang mengadakan sayembara 500 kata ke Amerika. Aku tidak pernah berharap artikelku dimuat atau bahkan menang.

Pada tanggal 10 Maret 2011, artikel itu dimuat. Itu sudah cukup bagiku, aku bersyukur dan puas dengan hal itu. Artikelku cukup berbobot dan terseleksi untuk ditayangkan di media tersebut. Aku pun berlari menunjukkan artikel itu kepada dosenku. Mereka yang berjanji memberikan nilai A, tanpa aku harus mengikuti rangkaian kegiatan perkuliahan semester ini. Bersyukur pada Tuhan, aku mendapatkan dua nilai A di tangan tanpa harus mengikuti perkuliahan.

Bulan Maret pun berganti dengan bulan April. Tepat pada tanggal 1 April 2011, aku melihat judul artikelku termasuk dalam 25 finalis 500 kata ke Amerika. Aku kaget! Tidak pernah menyangka bahwa artikelku mendapatkan tempat di hati Juri. Beberapa hari kemudian aku mendapatkan telepon dari pihak surat kabar tersebut untuk hadir dalam pengumuman pemenang di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya.

Aku berdoa pada Tuhan dan terus berdoa, semoga yang menang adalah orang yang memang benar – benar membutuhkan ke Amerika. Aku terus berdoa. Di gereja, salah seorang hamba Tuhan, yang juga dosenku, yang mengetahui kondisi artikelku, mendoakanku di atas mimbar. Kaget dan berterima kasih padanya bercampur jadi satu. Aku berterima kasih padanya, karena secara tidak langsung beliau memberikan dukungannya padaku.

Sore hari, saat pengumuman itu tiba. Aku bersama keluargaku dan pacarku datang ke tempat itu, menanti pengumuman. Ketika diumumkan, aku tidak sedikit pun merasa tegang (sebagai bocoran, aku sering mengikuti kompetisi dan ketika pengumuman pemenang aku akan tegang sampai sakit perut). Aku merasa santai saat itu. Jantungku juga normal – normal saja. Di hatiku, aku terus berdoa agar yang menang orang yang membutuhkan ke Amerika.

Pengumuman pun dilaksanakan. Satu per satu nama itu dipanggil. Lima orang pemenang sudah sepenuhnya dipanggil di atas panggung. Aku tidak merasa kecewa sama sekali, karena Tuhan jawab doaku. Mereka yang menang, memang mereka yang membutuhkan ke sana. Aku bersama rombonganku pulang ke rumah. Dalam hatiku, aku meyakinkan diriku bahwa Tuhan mau aku melakukan sesuatu di Surabaya, dan ke Amerika bukanlah rencanaNya untukku. Mamaku pun berkata, “Kalau urusan kaya gini, kita ini nggak ada hoki di sini. Tapi, nggak apa – apa lah, masuk 25 besar aja mama sudah bangga.”

Aku tidak punya pikiran apa – apa. Aku mengubah status BB-ku yang menunjukkan bahwa Tuhan berkata lain untuk hidupku. Teman – teman dan dosenku memakluminya. Mereka menguatkan aku untuk tidak kecewa. Nyatanya, 100% aku tidak kecewa. 25 besar itu prestasi terbaikku dan buat apa aku kecewa. Itu sudah anugerah Tuhan.

Tanggal 11 April 2011 sore harinya, pukul 18.00, aku tiba – tiba ditelepon oleh seseorang. Beliau mengaku bahwa beliau adalah staf dari media tersebut. Beliau mengabarkan bahwa aku menggantikan salah seorang pemenang yang mengundurkan diri. Aku terpilih, karena urutan nilaiku ada di urutan ke-6. Aku terdiam, terpaku dan tidak percaya. Aku meyakinkan ulang ke orang itu, benarkah ini? Beliau meyakinkan aku dengan mengatakan “beritanya akan dimuat besok”. Aku mengaku tidak percaya hal ini. Beliau juga menanyakan masalah pasporku. Setelah kujawab semua yang dia tanyakan, beliau menutup telepon. Aku terdiam sejenak, meneteskan air mata, dan teriak… Lalu, aku menelepon mamaku untuk mengabari apa yang kudengar. Mamaku pun menjawab dengan datar, “Ya syukur kalau begitu.”

Pacarku masuk ruangan dan bertanya, “Kamu kenapa? Kok teriak – teriak sendiri?” Aku menjawab, “Aku pergi ke Amerika!!!!” dan aku menangis terharu. Dia meyakinkan aku, “Kamu yakin? Itu tidak masuk akal. Kemarin kan ada pengumuman 5 besar dan kamu tidak termasuk. Dua, mana ada orang yang membatalkan hadiah sebesar itu? Tiga, jam berapa ini? Ini sudah bukan jam kantor.” Kata – kata itu membuatku berpikir ulang. Jangan – jangan ini penipuan! Bersyukur teman gerejaku ada yang menjadi staf legal di media tersebut. Pacarku segera menghubunginya untuk menanyakan masalah pergantian pemenang itu.

Aku juga mencari kontak kakak kelas yang magang di sana, yang juga panitia acara itu. Dua – duanya membuat setitik terang untuk pertanyaanku. Kakak kelasku menjawab, “Memang ada pergantian pemenang.” Teman gerejaku menjawab, “Konfirmasi saja dulu dengan kantor.” Aku tidak berani mengambil kesimpulan.

Tanggal 12 April 2011, pagi hari ketika BB-ku menyala, seorang kakak kelas mengirimkan pesan dengan kata – kata, “Pau… selamat ya kamu ke Amerika!” Aku kaget dan kutanyakan padanya, “Kok bisa tahu?” Dia mengatakan baru saja membuka media itu dan melihat fotoku yang terpampang dengan tulisan “Paulina Sigit akan menggantikan… untuk terbang ke Amerika.” Keluargaku, terutama Mamaku langsung berteriak kegirangan, membangunkan seisi rumah, karena aku masuk koran. Dan, hari itu Tuhan menyatakan mujizatNya padaku. Tanggal 7 Mei 2011, setelah segala keperluan diurus untuk ke Amerika, aku berangkat dan belajar di Seattle selama 6 hari 5 malam.

Mungkin kau tidak percaya dengan mujizat Tuhan. Setelah kau membacanya masihkah engkau bilang bahwa ini rekayasa? Aku mengarang cerita? Tidak! Ini semua berkat Tuhan. Mujizat Tuhan memang tidak bisa dilogika. Coba bayangkan, mana ada orang yang membatalkan hadiah sebesar itu? Tapi, buktinya Tuhan pakai segala cara untuk menjalankan rencanaNya yang luar biasa, dan kita tidak bisa menyelaminya. Mujizat kecil yang aku alami ini menunjukkan bahwa Tuhan Maha Kuasa. Tidak ada kuasa apapun yang dapat menghalangi rencanaNya. Satu yang pasti, tidak ada rencana Tuhan yang mencelakakan anak – anakNya. Semua indah pada waktunya. Terima kasih, Tuhan.


* Sepenggal kisah mengenai pengalaman luar biasa yang Tuhan percayakan padaku... Dan, aku belajar banyak di Seattle...

No comments:

Post a Comment

Temen-temen kasi komen ya... apa ada yang salah dengan blog-ku. maklumilah daku, karena aku baru belajar buat blog. geto... he8x thx.